Mengajak Ayah Ikut Berbagi Tanggung Jawab Mengasuh Anak

  • Post by Diary Bunda
  • Apr 21, 2020

Mengajak Ayah Ikut Berbagi Tanggung Jawab Mengasuh Anak

Ditinjau oleh: Nana Gerhana, M.Psi., Psikolog

Pulang kantor, suami bilang sudah lelah. Di akhir pekan pun, ia hanya melakukan hobinya. Lalu kapan waktu untuk mengasuh anak?

Bayi memang dilahirkan oleh ibu. Tetapi pengasuhan anak seharusnya menjadi tanggung jawab kedua orang tua. Meski begitu, tetap saja ada sebagian ayah yang enggan bekerja sama. Apakah Bunda juga sedang menghadapi situasi serupa?  

Dalam sebuah riset tentang pengasuhan anak oleh ayah, jika dibiarkan, keengganan ayah untuk berbagi tanggung jawab mengasuh anak ternyata dapat memicu pertengkaran rumah tangga, bahkan dapat memicu keinginan untuk berpisah lho.

Ayah turut memberikan kontribusi penting bagi perkembangan anak, pengalaman yang dialami bersama dengan ayah, akan mempengaruhi seorang anak hingga dewasa nantinya. Peran serta perilaku pengasuhan ayah mempengaruhi perkembangan serta kesejahteraan anak dan masa transisi anak menuju usia remaja (Cabrera,dkk,2000). Perkembangan kognitif, kompetensi sosial dari anak-anak sejak dini dipengaruhi oleh kelekatan, hubungan emosional serta ketersediaan sumber daya yang diberikan oleh ayah (Hernandez&Brown, 2002). Peran pengasuhan yang tidak seimbang dapat menyebabkan banyak konflik dalam rumah tangga.

Selama beberapa dekade penelitian tentang peran Ayah dalam pengasuhan terus berkembang, banyak faktor yang mempengaruhi hasil penelitian tersebut seperti suku bangsa, faktor finansial atau ekonomi, jenjang pendidikan, karakter pasangan dan masih banyak lainnya.  Ayah dan Ibu memiliki peran sama penting dalam mengasuh Anak. Pembagian peran yang tepat sangat menentukan keberhasilan pola pengasuhan. Wanita memiliki keunggulan dalam hal detail, ketelitan, kelembutan, sehingga wanita sebagai ibu sangat baik dalam hal merawat kebersihan dan menyiapkan kebutuhan anak. Sedangkan dari karakteristik Pria pada umumnya secara fisik lebih kuat dan memiliki pemikiran yang lebih logis dan rasional, sehingga Pria sebagai Ayah menjadi penyeimbang dalam sebuah keluarga. dimana umumnya ibu cenderung menggunakan sisi emosionalnya. Di Indonesia sendiri peran Ayah yang ideal terletak pada perannya membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga dan mengajak anak menghabiskan waktunya dengan bermain dan belajar bersama Ayah.

Begini beberapa curahan hati para ibu tentang perilaku para ayah jika dimintai tolong mengasuh anak yang mungkin juga pernah Bunda alami:

“Saat saya sibuk dengan pekerjaan rumah tangga, suami saya hanya sibuk main game. Saya harus memanggilnya dulu untuk mengasuh anak. Saya jadi kesal sendiri.”

“Pada hari libur, saya sejak pagi kerepotan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, sementara suami tidur-tiduran di sofa sambil main game. Kemudian saat akan bepergian, sejak awal saya sudah memberitahu ‘Berangkat jam 13 ya’, tapi dia masih saja terlambat untuk siap-siap.”

“Suami hobi memancing. Pada hari libur dia pergi memancing hingga sore hari. Saya merasa sedih, karena harus mengasuh dua anak sendirian saat seharusnya bisa bersama-sama.”

Dalam survey tersebut, juga ditemukan berbagai alasan suami tidak ingin membantu mengasuh anak, antara lain:

  • Lebih mementingkan pekerjaan, hobi, atau temannya.

  • Lebih suka bermain game

  • Hanya bicara “akan dikerjakan“

Kasus diatas umumnya terjadi karena kurangnya komunikasi antara suami dan istri dalam hal pembagian peran. Pria dan Wanita sama halnya dalam hal kebutuhan untuk “Me Time” atau waktu untuk diri sendiri. Ayah bekerja pasti memiliki masalah dan beban tersendiri, sehingga umumnya ingin beristirahat dan relaksasi menurut caranya sendiri. Demikian juga dengan Ibu yang memiliki beban tersendiri dalam hal mengurus rumah dan anak. Untuk itu komunikasi membagi waktu dan peran sangat diperlukan, sehingga ayah dan ibu mampu mencapai keharmonisan dalam rumah tangga.

Selain itu, ada kalanya, meskipun sudah membantu mengasuh anak, tetapi ternyata bantuan Ayah belum sesuai harapan Bunda. Misalnya seperti ini:

  • Tidak melakukan selain yang diminta

  • Membangunkan anak yang sudah tidur

  • Hanya mengasuh anak saat tidak rewel

  • Anak selalu diberi tontonan TV atau video

  • Tidak mengikuti metode pengasuhan ibu

  • Ketika anak minta sesuatu, suami mengatakan kepada anak “Nanti dimarahi Mama lho”

  • Awalnya mau menjaga, tapi akhirnya menyerah dengan alasan “mengasuh anak kan tugas ibu.”

Banyak sekali faktor yang menyebabkan peran Ayah dirumah tidak sesuai dengan harapan ibu. Salah satunya adalah kurangnya komunikasi sehingga merasa pembagian peran tidak sesuai dan peran ayah tidak maksimal. Hubungan yang sehat adalah hubungan yang penuh keterbukaan. Kegagalan komunikasi menurut rakhmat (2000) dikatakan juga sebagai komunikasi yang tidak efektif. Hal ini berarti gagasan yang disampaikan tidak mudah dipahami, menjengkelkan dan menciptakan jarak yang semakin jauh dengan orang lain sehingga gagal memberikan dorongan orang lain untuk bertindak.

Apakah Bunda juga punya persoalan serupa? Meski demikian, bukan berarti persoalan ini tidak bisa dicari solusinya.

Agar Ibu dan Ayah Dapat Mengasuh Anak Bersama

Pada sebagian kecil ibu, kondisi ini ternyata bahkan dapat membuat mereka berpikir untuk bercerai. Namun lebih banyak dari mereka yang sudah tahu solusi-solusi yang dapat dikerjakan untuk mengatasinya. Yuk simak, Bun. Siapa tahu bisa menjadi solusi Bunda juga.

Masalah: Suami tidak melakukan lebih dari yang diminta istri

Sudut pandang istri dan suami memang berbeda dalam mengasuh anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Istri sudah memiliki urutan kegiatan yang terstruktur dalam mengasuh anak dan mengurus rumah, sedangkan suami merasa sudah cukup dengan mengerjakan apa yang diminta.

Solusi: Jika memungkinkan, beritahu suami urutan kegiatan yang perlu ia kerjakan. Misalnya, jika Bunda ingin ia memberi minum dan makan Si Kecil, beritahu bahwa ia perlu membuatkan susu, memberikannya pada anak, mencucikan botol atau cangkir susunya, kemudian mengambilkannya makan di piring jika anak meminta. Begitu juga dengan aktivitas lain seperti mengambil jemuran, melipat, kemudian memasukkan pakaian ke lemari atau keranjang. Atau mengeluarkan belanjaan kemudian menatanya di dalam lemari pendingin.

Masalah: Hanya mau mengasuh anak saat tidak rewel

Sebagian suami hanya mau mendampingi Si Kecil saat ia sedang tidak rewel. Tetapi begitu anak menangis atau minta sesuatu yang tidak memungkinkan dipenuhi, ia lebih sering menyerahkan anak kepada istrinya.

Solusi: Berbagi tanggung jawab. Hal seperti menyusui memang hanya dapat dikerjakan oleh ibu. Namun hal lain seperti mengganti popok seharusnya dapat dikerjakan bergantian. Cara lain, saat anak rewel, Bunda bisa mengambil alih anak, kemudian meminta suami melakukan pekerjaan yang sedang Bunda kerjakan seperti menyetrika pakaian.

Masalah: Anak selalu diberi tontonan TV atau video

Suami merasa sudah mengasuh anak hanya dengan mengajak anak menonton TV atau video. Padahal kebijakan Bunda adalah mengasuh anak tanpa melibatkan gawai.

Solusi: Di hari libur, Bunda dan Ayah dapat menciptakan kegiatan di luar rumah seperti berjalan-jalan ke taman atau tempat hiburan. Dengan begitu, semua anggota keluarga dapat menghabiskan waktu tanpa terlalu fokus pada gawai.

Masalah: Menganggap bahwa mengasuh anak hanyalah tugas ibu

Ada suami yang menganggap bahwa tugas pengasuhan itu hanya menjadi tanggung jawab ibu, sehingga tidak mau mengasuh anak.

Solusi: Bunda dapat berdiskusi kembali dengan suami bahwa anggapan ini tentu tidak tepat. Selain melahirkan dan menyusui yang  menjadi kodrat perempuan, mengurus anak dan rumah tangga seharusnya menjadi tanggung jawab berdua yang harus dikerjakan bersama-sama.

Bagaimana Bunda, apakah Bunda juga sudah menempuh cara-cara di atas?

Cara Lain Menemukan Jalan Tengah

Selain persoalan dan solusi di atas, ibu-ibu juga memberikan solusi umum lain seperti di bawah ini:

Diskusi dengan suami (20%)

Bisa jadi suami bukan tidak mau berbagi tanggung jawab, tapi belum mengerti apa yang Bunda harapkan darinya. Membicarakan uneg-uneg Bunda dengan suami akan membuatnya lebih memahami dan membantu meringankan pekerjaan Bunda.

Tidak bergantung kepada suami (39%)

Dengan tidak bergantung pada suami, sebagian ibu merasa lebih baik karena jadi tidak berharap dan tidak merasa kecewa. Namun kondisi ini tidak selalu baik karena membuat ibu menjadi harus mengerjakan banyak hal sendiri yang seharusnya dapat dibagi.

Menghilangkan stres (13%)

Ada kalanya pertengkaran dengan suami bermula dari rasa jenuh dan lelah istri. Jika demikian, salah satu solusi yang bisa dilakukan adalah mengelola stres, antara lain dengan mengerjakan hobi, berjalan-jalan, atau bertemu teman.

Menemukan hal baik pada suami dan bersyukur (9%)

Beberapa istri berupaya mencegah pertengkaran dengan mencari hal-hal baik dari suaminya, dibandingkan dengan suami lain. Ada yang bersyukur karena suaminya tidak pernah marah padahal rumah tidak selalu beres, ada juga yang bersyukur karena suami selalu dapat memenuhi kebutuhan finansial dengan baik.

Berkonsultasi dengan teman dekat atau keluarga (7%)

Menceritakan uneg-uneg kepada orang yang dipercaya dapat membantu meredakan stres. Selain itu bertukar cerita dengan teman dan mengetahui bahwa rumah tangga orang lain juga tidak bebas dari masalah dapat membantu Bunda untuk lebih dapat mencukupkan diri dengan situasi yang ada.

Situasi yang dihadapi setiap pasangan dan keluarga tentu saja berbeda. Bunda dan Ayah dapat menemukan berbagai cara sendiri untuk berbagi tanggung jawab pengasuhan. Misalnya, pada hari kerja, ibu yang berperan mengasuh anak. Sementara pada hari Sabtu dan Minggu serta hari libur, giliran ayah yang bertugas mengasuh anak sehingga ibu punya waktu sendiri. Ada juga yang membagi peran: ibu bertanggung jawab mengasuh anak, sementara ayah yang bertugas mengerjakan pekerjaan rumah.

Dengan saling memahami dan berbagi peran, anak akan mendapatkan perhatian dan pengasuhan yang baik tidak hanya dari ibu, tetapi dari kedua orang tua. Yuk, Ayah, berbagi tanggung jawab mengasuh anak.

Ayah dan ibu memiliki peran sama penting dalam mengasuh anak. Pembagian peran yang tepat sangat menentukan keberhasilan pola pengasuhan. Berikut ini beberapa tips untuk ayah dalam memaksimalkan perannya di rumah:

Menjadi teman bagi anak

Waktu ayah yang sedikit tentu harus dimanfaatkan dengan baik untuk menjalin relasi hangat dengan anak. Anak pada dasarnya senang bermain, jadilah teman bermain yang menyenangkan bagi anak. Aktivitas bermain meningkatkan kualitas hubungan antara ayah dan anak. Ayah dapat memilih permainan fisik ringan, seperti menggendong, mengayun, dan mengajarkan permainan olahraga untuk anak yang lebih besar. Beberapa permainan fisik dan motorik lebih mudah dilakukan oleh figur ayah karena, secara anatomi, ayah lebih kuat dibandingkan ibu. Ayah juga dapat menemani dan membimbing anak untuk belajar, mengerjakan tugas rumah, menonton acara favorit, membacakan dan mendongeng, serta bermain dengan memanfaatkan mainan yang ada di rumah.

Menjadi mitra dan kompak dengan ibu

Melakukan tugas merawat anak tidaklah mudah sehingga ibu memerlukan mitra yang andal untuk membantunya. Bantuan seperti menemani anak pada waktu ayah yang senggang sangat berarti untuk meringankan pekerjaan ibu. Ayah dan ibu juga harus membuat peraturan dan disiplin yang disepakati bersama. Jika ibu bilang tidak, ayah juga mengatakan hal yang sama, begitu pula sebaliknya. Hal ini bermanfaat untuk mengajarkan anak disiplin dan patuh pada peraturan yang ada.

Meningkatkan komunikasi di rumah

Komunikasi yang baik adalah ketika seseorang mampu menjadi pendengar yang baik dan tanggap kapan harus berbicara. Ayah dapat memulai dengan aktif bertanya dan mendengarkan cerita tentang aktivitas ibu dan anak-anak di rumah. Jadi, walaupun ayah tidak berada di rumah, ayah tetap mengetahui apa yang terjadi lewat cerita dari istri dan anaknya. Figur ayah yang sabar dan tenang mampu menjadi solusi ketika keadaan di rumah tidak kondusif. Pengendalian emosi sangat penting ketika menghadapi anak-anak, hindari lepas kontrol dengan memukul anak. Dengan memahami perbedaan ayah dan ibu dari segi kuantitatif dan kualitatif, dapat Anda lihat bahwa peran ayah dan ibu dalam pengasuhan sangat sakral dalam tumbuh kembang anak. Peran ayah yang terpenting adalah bukan berapa sering dia bersama anak, tetapi seberapa berkualitas perannya ketika berada di rumah. Anak yang sukses merupakan prestasi besar bagi orangtua.

LATEST POST
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp. OG
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Linda Lestari, Sp.OG