Agar Balita Senang Mengonsumsi MPASI

  • Post by Diary Bunda
  • Apr 21, 2020

Agar Balita Senang Mengonsumsi MPASI

Ditinjau oleh: dr. Ridha Kurnia Tejasari, Sp. A, M. Kes

Setelah 6 bulan masa ASI eksklusif, kini si kecil mulai mengonsumsi makanan pendamping ASI (MPASI). Tetapi bagaimana ya jika ternyata ia tidak suka MPASI?

Bunda dan Ayah pasti senang sekali karena anak sudah 6 bulan mendapatkan ASI eksklusif. Saatnya ia mulai mengonsumsi makanan padat atau MPASI. Tetapi ternyata ia kok masih tampak menolak makan ya?

Namun jangan khawatir, Bun, Dalam survei terhadap orang tua tentang bagaimana cara mereka menangani balita yang tidak mau makan, lebih dari 50% mengaku anak mereka pernah tidak menyukai MPASI. Kira-kira apa ya penyebabnya?

Mengapa Bayi Tidak Suka MPASI?

Ada beberapa kemungkinan penyebab bayi tidak suka mengonsumsi MPASI. Mulai dari kesesuaian makanan dengan usia bayi hingga cara memasak bahan makanan yang diberikan. Yuk, Bun, simak lebih jauh.

Usia 5-6 bulan

Pada usia ini, pemberian MPASI berada di tahap melatih bayi terbiasa melakukan gerakan menelan, serta memperkenalkan lidah pada tekstur dan rasa makanan. Jika ia belum mau makan, bisa jadi karena ia memang belum terbiasa dengan sesuatu yang baru ini.

Enam bulan adalah waktu yang tepat untuk mulai memberikan MPASI kepada bayi. Jika kurang dari usia ini ia tampak tidak tertarik mengonsumsi makanan padat, dapat berarti pemberian MPASI memang terlalu dini.

Usia 7-8 bulan

Pada masa ini, pemberian ASI yang tadinya hanya sekali ditingkatkan menjadi kali sehari. Meski demikian, pemberian ASI atau susu tetap diteruskan. Jika ia ada kalanya menolak mengonsumsi MPASI, bisa jadi karena bayi sudah kekenyangan minum ASI.

Kemungkinan lain, bisa jadi alat pemberian MPASI kurang cocok dengan bayi. Pada usia ini, Bunda dapat memberikan MPASI dengan sendok bayi yang datar yang diletakkan di bawah bibir. Selain itu, makanan perlu dibuat kental sehingga memudahkan bayi makan. Jika tekstur makanan dan bentuk lekukan sendok tidak cocok, kemungkinan ia menjadi sulit untuk makan.

Usia 9-11 bulan

Pada usia ini, pemberian MPASI menjadi tiga kali sehari, dengan ditutup pemberian ASI atau susu. Hal yang unik di usia ini adalah bayi tidak lagi ingin hanya disuapi, tetapi ingin memegang makanan yang ia konsumsi. Saatnya bunda memberikan finger food yang dapat digenggam dan dikonsumsi si kecil seperti wortel yang dipotong persegi.

Memang situasi makan dapat menjadi makin lama dan berantakan. Namun upayakan agar ia tidak hanya memainkan makanan, tetapi juga memakannya. Hindari memarahinya agar ia tidak menganggp waktu makan sebagai waktu yang tidak menyenangkan.

Usia 12-18 bulan

Di usia ini, pemberian MPASI tiga kali sehari ditambah ASI sebenarnya sudah mencukupi kebutuhan gizi balita. Tetapi jika ingin memberikan kudapan di sela waktu makan, Bunda dapat mencoba memberikan camilan sehat seperti buah potong atau biskuit bayi yang tidak mengandung gula. Namun hindari memberikan terlalu banyak camilan karena dapat membuat bayi tidak ingin makan.

Dengan mengenali perbedaan pola konsumsi balita, Bunda dapat mulai lebih menyesuaikan pemberian MPASI sesuai kebutuhannya di tiap usia.

Agar Anak Suka MPASI

Selain mengenal perbedaan usia dan cara makan, secara umum sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar waktu makan menjadi menyenangkan untuk si kecil.

Hindari memaksanya makan

Ada banyak penyebab balita tidak memakan MPASI-nya. Bisa jadi ia memang belum menyukai jenis makanan yang disajikan. Daripada Bunda dan anak sama- sama stres karena memaksanya makan, lebih baik kenali dulu kebutuhannya dan memaklumi jika ia hanya memakan sedikit makanannya.

Perkenalkan pada berbagai makanan berbeda

Orang dewasa saja tidak ingin hanya makan yang itu-itu saja. Apalagi balita. Jika ia terlihat tidak menyukai satu jenis sayur atau buah, Bunda dapat mencoba memberikan berbagai jenis sayur dan buah yang lain. Bunda dapat melihat mana yang akhirnya akan disukai si kecil.

Menunda sebentar

Jika anak tidak mau makan di suatu waktu, bukan berarti akan seterusnya ia tidak mau makan. Mungkin saja ia memang belum lapar atau suasana hatinya sedang kurang baik. Jika demikian Bunda dapat menunda pemberian MPASI misalnya sejam kemudian hingga ia lapar dan tenang. Selain itu jika ia tidak menyukai suatu makanan, Bunda bisa mencoba memberikan makanan itu kira- kira seminggu kemudian. Reaksinya bisa saja berbeda.

Tetap memberikan ASI atau susu

Jika usia 6 bulan anak belum mau banyak makan MPASI, Bunda dapat terus memberikan ASI atau susu untuk mencukupi kebutuhan gizinya.

Mengubah cara penyajian makanan

Bunda dapat mencoba membuat makanannya menjadi lebih menarik. Misalnya dengan mengganti piring makan dengan yang bergambar karakter kartun favoritnya, atau membentuk sayur menjadi bentuk hewan.

Mengubah rasa

Meskipun balita sebaiknya tidak diberi MSG atau micin, tetapi Bunda dapat meningkatkan rasa makanannya dengan kaldu alami. Selain itu, Bunda dapat mencoba memadukan bahan makanan yang tidak ia sukai dengan yang ia sukai.

Mengalihkan perhatian

Suasana hati anak bisa dikondisikan dengan membentuk suasana, seperti dengan dibawa ke taman atau sambil diperdengarkan musik kesukaannya.

Tips pemberian MPASI pada anak:
  • Buat jadwal makan teratur

  • Pengenalan makanan membutuhkan setidaknya 10-15 kali mencoba

  • Jangan memaksa anak makan

  • Perhatikan tanda lapar dan kenyang

  • Kebersihan dalam mengolah, menyiapkan dan memberikan MPASI sangat penting

Proses belajar makan pada anak bukan saja untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, melainkan juga sebagai momen untuk melatih keterampilan dan kebiasaan makan yang sehat. Pada proses makan juga terjadi interaksi antara orangtua dan anak yang dapat mendekatkan orangtua dan si buah hati.

Setelah mencoba berbagai cara agar si kecil mau makan MPASI, hal terpenting baik bagi Bunda maupun anak adalah menemukan cara agar tidak menjadi stres. Pemberian MPASI memang penting, tetapi alangkah baiknya jika dilakukan dengan cara yang menyenangkan agar anak dan Bunda juga merasa bahagia di masa ini.

LATEST POST
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp. OG
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Linda Lestari, Sp.OG