Pola Mengasuh Balita Berdasarkan Tipe Karakter
Ditinjau oleh: Nana Gerhana, M.Psi., Psikolog
Setiap orang tua memiliki teknik dan kepercayaan tersendiri dalam mendidik dan mengasuh anaknya. Namun dengan mengetahui beberapa tipe karakter anak, Bunda dapat menyusun pola mendidik dengan lebih mudah bukan?
Karakter dalam artikel ini lebih fokus pada bagaimana anak mengelola emosinya dan bertingkah laku. Jadi, saat anak Bunda sering rewel, cerewet, dan tidak bisa berhenti bergerak, tenang dulu dan tidak perlu khawatir ataupun cemas. Ketahui ia termasuk dalam karakter mana dan bagaimana tips menghadapinya.
Dalam dunia Psikologi, temperamen pada anak sangat mempengaruhi karakter kepribadiannya kelak. Banyak penelitian membuktikan bahwa temperamen pada anak turut mempengaruhi perkembangan emosi dan perilakunya, tentu saja faktor lain juga mempengaruhi seperti jenis kelamin, pola asuh, kondisi sosial ekonomi, kondisi mental ibu selama mengandung, dll. (Rothbart & Bates, 2006)
1. Tipe Malaikat
Anak tipe ini biasanya selalu tersenyum menggemaskan dan menarik perhatian di sekitarnya. Ia cenderung tidak banyak bergerak dan umumnya menyukai hal-hal yang tergolong santai, seperti menyanyi dan menari.
Namun, anak tipe ini biasanya tidak bisa fokus pada satu hal saja, pikirannya sering teralihkan dan melupakan hal-hal yang sudah dikatakan kepadanya. Bila Si Kecil termasuk dalam tipe ini, maka saat ia menolak hal yang Bunda sarankan, coba untuk menawarkan hal-hal lain yang membuatnya tertarik.
Contohnya, Bunda perlu membawanya ke dokter gigi dan dia tidak mau. Maka, beritahu sehabis ke dokter gigi, ia akan mendapat es krim. Tidak lupa, imbuhkan kata yang bisa menggugah perasaannya, seperti “Di dokter gigi banyak juga anak-anak lain atau banyak mainan disana, mama sewaktu kecil suka sekali ke dokter gigi, seru!”
2. Tipe Teks
Dari lima tipe karakter yang ada, anak ini dinilai paling cerdas. Ia cepat berbicara, dapat memahami hal-hal yang diajarkan, memiliki daya ingat baik, memperhatikan percapakan dan gerakan orang dewasa, serta mahir menirunya.
Anak tipe ini umumnya suka membaca sehingga coba berikan banyak buku bacaan. Meski begitu, ia kadang suka berbicara tanpa berpikir sehingga kurang sopan dan sedikit perfeksionis jadi tidak mau melakukan hal yang tidak ia bisa.
Maka dari itu, Bunda perlu sering menekankan bahwa kegagalan itu bukan masalah besar, namun hanya proses belajar. Hal ini penting karena anak tipe ini biasa menurut apa yang dikatakan ibunya.
Karena alasan yang sama juga, Bunda pun perlu menjelaskan sebab akibat ketika memintanya melakukan sesuatu. Misal, ia perlu cepat tidur agar besok bisa semangat beraktivitas atau karena tubuh seperti mesin yang butuh istirahat. Jangan menipunya dengan kata-kata “harus tidur karena kalau malam hantu muncul” atau sejenisnya.
3. Tipe Aktif
Anak tipe ini sering dibilang nakal karena tidak bisa diam dan selalu ingin mencoba segala yang terlihat di depannya. Tidak heran, ia kerap melakukan tindakan berbahaya dan menimbulkan masalah. Bunda tidak bisa membiarkannya diluar pengawasan sedikit saja.
Terlebih, anak ini pun nampaknya tidak mau mendengar meski sudah dimarahi. Meski begitu, anak tipe ini biasanya memiliki postur tubuh dan perkembangan fisik yang baik.
Bila ia membangkang terus menerus, coba peluk dan mengelus saat menasihatinya ya Bunda. Anak bertipe aktif umumnya sensitif pada sentuhan sehingga akan lebih mendengarkan. Selain itu, coba nasihati dia di ruang atau tempat yang bebas bahan mainan. Hal ini karena ia sangat visual. Jadi ketika ada sesuatu yang menariknya.
4. Tipe Sensitif
Anak tipe sensitif biasanya pemalu, peka akan perasaan, dan mudah tersakiti. Masalah kecil saja bisa membuatnya menangis. Selain itu, indera pendengar dan penglihatannya pun sensitif.
Hal tersebut membuatnya mudah untuk membedakan tinggi rendah suara dan ragam varian warna, sehingga kebanyakan dari mereka memiliki jiwa seni yang baik.
Anak-anak tipe ini biasanya menolak melakukan sesuatu bukan karena ia tidak suka tapi karena ia takut, terutama pada perubahan di lingkungannya. Ia membutuhkan waktu lama untuk menilai dan beradaptasi, sehingga Bunda perlu sabar dalam menghadapinya.
Bunda pun disarankan untuk menasihati dan berbicara padanya dengan suara kecil dan lembut agar ia mau mengerti dan menurut. Ingat, jiwa dan indera mereka sangat sensitif.
5. Tipe Negatif
Anak tipe ini bila sudah rewel, segalanya akan ditolak. Mau dibujuk bagaimanapun, ia tidak mau menyerah pada perasaannya dan tidak mau tersenyum. Mereka pun kadang berkata kasar, egois, dan seakan tak bisa mengontrol perasaannya.
Meski begitu, bila Si Kecil termasuk tipe ini, ia termasuk anak yang cerdas, fokus, dan seorang pekerja keras. Anak-anak tipe biasanya memiliki tekad dan komitmen yang kuat.
Maka dari itu, sebelum Bunda menasihatinya dengan penekanan, pahami dulu perasaanya. Mereka hanya anak-anak yang ingin dimengerti. Selain itu, anak tipe ini tidak menyukai halyang tidak teratur, karena itubila ada perubahan jam atau tujuan perjalanan, komunikasikan dulu kepadanya, atau sedapat mungkin usahakan agar tidak ada perubahanya Bunda.
Nah, sekarang Bunda sudah tahu berbagai macam tipe anak. Bagaimana? Apakah Si Kecil termasuk salah satunya? Bila iya, Bunda sudah tahu bagaimana cara menghadapinya dong sekarang.
Karakter-karakter di atas ini tidak permanen kok Bunda, semuanya memiliki nilai plus minus sendiri-sendiri dan bisa berubah seiring pertumbuhan dan perkembangan Si Kecil. Jadi, selalu semangat!
Dalam psikologi sendiri dikenal tiga tipe temperamen pada anak yaitu easy child, difficult child, slow to warm up (Chess and Thomas, 1996). Chess and Thomas, mengklasifikasikan tiga tipe dasar temperamen pada anak.
Pertama, easy child, secara umum termasuk anak-anak yang memiliki suasana hati yang positif. Biasanya anak-anak dengan tipe ini mudah beradaptasi dengan orang dan pengalaman baru, serta memiliki rutinitas yang teratur. Selain itu, anak-anak dengan tipe ini mampu menunjukkan dengan baik perasaan terdalamnya.
Kedua, difficult child, anak-anak yang termasuk dalam tipe ini bereaksi secara negatif terhadap sesuatu hal. Dibanding anak-anak dengan tipe easy child, anak-anak dengan tipe ini tidak mampu menjalankan rutinitasnya secara teratur. Selain itu, anak-anak tersebut lebih sering menangis dan lambat dalam menerima perubahan. Anak-anak dengan tipe ini juga lebih sering mengekspresikan ketidaksenangannya. Bahkan jika suasana hatinya sedang tidak baik, amarahnya dapat meledak-ledak. Maka banyak orangtua yang menganggap anak-anak dengan tipe ini termasuk anak sulit diatur.
Ketiga, slow-to-warm-up child, anak-anak yang termasuk dalam tipe ini biasanya memiliki tingkat aktivitas yang rendah serta suasana hati yang negatif. Anak-anak dengan tipe ini juga dianggap sebagai anak yang pemalu. Sebab anak-anak dengan tipe ini tidak nyaman dengan hal baru dan lambat dalam beradaptasi. Selain itu, dibanding dengan difficult child, anak-anak dengan tipe ini lebih sering mengekspresikan suasana hati negatifnya secara lambat.
Sebuah penelitian terkait klasifikasi temperamen menunjukkan bahwa difficult child menunjukkan lebih banyak mengalami masalah ketika mendapat pengasuhan yang berkualitas rendah. Sebaliknya, ketika anak-anak dengan difficult child mendapat pengasuhan berkualitas tinggi akan mengalami lebih sedikit masalah. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa temperamen anak-anak tidak hanya disebabkan oleh faktor biologis, tetapi juga pengasuhan atau perawatan dari orangtuanya serta pengaruh dari lingkungan sosialnya.
Jadi temperamen tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis tetapi juga pengasuhan orangtua dan lingkungan sosial. Dengan demikian, jika seseorang saat anak-anak termasuk difficult child, belum tentu ketika dewasa orang tersebut termasuk ke dalam orang-orang yang memiliki gangguan kepribadian atau masalah mental (Psikopatologi).
Jadi 5 tipe diatas merupakan pengembangan dari 3 tipe temperamen yang disampaikan oleh Chess dan Thomas.