Nutrisi Penting untuk Bayi 6-9 Bulan
Ditinjau oleh: dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp. A
Berbeda dengan bayi usia 0-6 bulan yang kebutuhan kalorinya bisa dipenuhi dengan pemberian ASI saja, pada bayi usia 6-9 bulan, ASI hanya memnuhi 70% kebutuhan kalori, sehingga diperlukan tambahan makanan untuk memenuhi 30% kebutuhan kalori secara keseluruhan. Sehingga sejak usia 6 bulan, bayi sudah diperkenalkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI), karena nutrisi makro dan mikro sudah tidak tercukupi dari pemberian ASI saja. Misalnya, kebutuhan kalori bayi adalah 800 kkal. Kemungkinan ASI hanya dapat memenuhi sebesar 600 kkal. Sehingga, rentang 200 kalori diisi oleh MPASI. Semakin usia bertambah, rentang ini akan kian besar, sedangkan yang bisa dipenuhi oleh ASI semakin rendah.
Nutrisi makro
Kebutuhan nutrisi makro pada pemberian MPASI usia ini yang terutama adalah, karbohidrat, protein-khususnya protein hewani dan lemak. Tiga komponen ini sangat penting pada masa pertumbuhan, khususnya pematangan dan perkembangan otak bayi usia 6-24 bulan. Sedangkan vitamin dan serat dari buah maupun sayur, pada bayi di bawah usia 1 tahun, sifatnya hanya diperkenalkan saja, jadi porsinya sangat kecil.
Nutrisi mikro
Selain 3 komponen utama tersebut, komponen nutrisi mikro yang juga penting adalah vitamin A-B-C-D dan E, zat besi, zink, termasuk DHA. Komponen makro dan mikro ini bekerjasama untuk meningkatkan jaras atau sinaps otak (kemampuan hubungan antar sel saraf pada otak). Ketika bayi baru lahir, sinaps otak masih sedikit dan tidak terhubung. Dengan pemberian ASI, ditambah nutrisi makro dan mikro dari makanan, serta diberikan stimulasi (diajak bicara, sentuhan, bermain, dan bernyanyi), maka jaras otak akan berkembang, bertambah banyak dan saling terhubung satu sama lain.
Sumber Makanan Terbaik untuk Bayi Usia 6-9 Bulan
Makanan untuk bayi usia 6-9 bulan sebaiknya memenuhi unsur kabohidrat, protein hewani dan lemak.
Karbohidrat
Pilihan sumber karbohidrat antara lain nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, dan aneka jenis pasta. Anda boleh memilih yang mana saja, yang perlu diingat, tidak perlu dikombinasikan atau diberikan dua jenis karbo. Misal, jika sudah diberikan nasi, maka tidak perlu penmabahan jagung atau kentang pada MPASI si kecil. Namun, Anda bisa berganti-ganti jenis karbohidrat yang diberikan. Misalnya jika hari ini Anda memberikan kentang, besok bisa diganti dengan jagung, atau lainnya supaya bayi tidak bosan dan mengenal banyak rasa.
Protein hewani
Protein hewani juga boleh dikenalkan dari berbagai macam sumber sajak awal, tidak perlu penundaan dan pembatasan, misalnya dimulai dari ikan dulu, keesokannya daging, lalu telur, ayam, atau yang lainnya, sambil dilihat apakah ada reaksi alergi dari pemberian bahan makanan tersebut.
Bagaimana jika anak memiliki risiko alergi dari orang tuanya? Tetap diperkenalkan makanan-makanan tersebut, namun tetap dipantau apakah memicu alergi atau tidak. Hentikan konsumsinya jika menunjukkan reaksi alergi seperti ruam merah, gatal dan lainnya.
Lemak
Komponen utama yang terakhir yang harus dipenuhi adalah lemak. Lemak memenuhi hingga 40% kebutuhan kalori. Sumber lemak bisa berasal dari margarin, mentega, minyak, santan dan sebagainya.
Selain sumber makanan, yang harus diperhatikan adalah aturan konsumsinya. Pertama yang harus diingat adalah bayi yang baru mulai mengenal makanan memiliki ukuran lambung yang kecil, sehingga usahakan terisi dengan makanan yang kaya nutrisi. Kedua, serat, vitamin dan protein nabati bersifat antinutrient, yang justru dapat menghambat penyerapan nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena itu, protein nabati tidak disarankan untuk diberikan pada tahap awal pengenalan MPASI.
Pada dasarnya tidak ada pantangan dan penundaan dalam pemberian MPASI, selama bayi tidak memiliki alergi. Terpenting, yang harus dijaga adalah tekstur makanan yang disesuaikan dengan tahapan usia, variasi dan rasa makanan. MPASI boleh menggunakan bumbu dapur apapun, termasuk gula garam bahkan merica, untuk memastikan rasa MPASI enak, namun tidak terlalu pedas dan tidak terlalu asin.
MP-ASI juga bisa diolah dengan beragam teknik, bisa dilumat, blender, cincang dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan adalah tekstur atau kepadatan dari makanan agar disesuaikan dengan usia. Untuk tahap awal, bisa diberikanan MPASI dengan tekstur halus, lunak namun tidak terlalu encer.