Pengalaman Bunda Pasca Melahirkan 10 Bulan
Liana, Depresi karena penat mengurus anak
Saya sempat merasa lelah mengurus anak sehingga sempat mengalami stres. Saya bisa marah karena hal-hal kecil dan tidak menyenangkan dan suami saya kerap kali menjadi tempat pelampiasan.
Saya juga merasa begitu lelah karena harus terbangun berkali-kali di malam hari karena si Kecil. Badan saya menjadi lemas pada esok harinya sehingga pekerjaan pun menjadi terabaikan.
Saya sempat mengalami fase di mana emosi saya mengalami perubahan yang cepat atau naik turun. Saya bisa merasa begitu antusias dan termotivasi, tapi ada kalanya badan saya terasa berat, tidak ada motivasi dan suka termenung.
Kesih, Khawatir tidak bisa kembali kurus
Ada perasaan cemas dan khawatir sewaktu berat badan saya mulai naik. Saya merasa kehilangan tenaga karena membatasi makan dan karena saya merasa lelah seharian, tidak ada motivasi untuk mengurus anak dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Walaupun saya kurang tidur karena beberapa kali terbangun di malam hari, saya tetap menikmatinya. Karena saat melihat anak saya sehat, kurang tidur pun tidak berpengaruh sehingga satu hari terasa cepat berlalu.
Benedict, Depresi karena pekerjaan rumah tangga tidak sesuai ekspektasi
Rasa depresi saya bertambah karena bayi saya mulai dari merangkak sampai berdiri sambil berpegangan sehingga ruang jangkauannya semakin luas dan membuat saya tidak dapat mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Lalu, saya harus selalu mengawasi bayi saya karena ia semakin banyak melakukan hal-hal berbahaya yang membuat saya cemas. Terkadang saya merasa terasingkan dari kehidupan social sehingga terkadang saya diliputi oleh perasaan sangat cemas. Tapi kadang-kadang saya juga merasa sangat tegang. Pernah juga suami saya menjadi tempat pelampiasan ketika saya terlalu lelah mengurus bayi.
Sesi, merapihkan meja dari barang-barang berbahaya
Bayi saya sudah mulai berdiri sambil berpegangan, jadi saya “bungkus” setiap ujung meja supaya tetap aman ketika terbentur.
Lalu sewaktu bayi bisa berdiri sambil berpegangan, saya perhatikan benda-benda yang ada di atas meja yang bisa dijangkau si Kecil. Saya memindahkan bingkai foto dan pernak-pernik interior yang dapat dijangkau karena sangat berbahaya jika benda tersebut terjatuh.
Hani, Bayi tak lagi menyusui di malam hari
10 bulan setelah lahir, pemberian susu pada malam hari sudah terhenti karena bayi saya mulai mengkonsumsi MPASI 3 kali sehari. Ritme makannya adalah pada pagi hari pukul 9, siang hari pukul 13 dan malam hari pukul 17.
Biasanya saya menyusUi bayi sebanyak yang dia suka sesudah MPASI selesai. Tetapi terkadang karena sudah merasa puas mengonsumsi MPASI, bayi mulai “lupa untuk menyusu”. Akhirnya, ia pun lulu menyusu di usia 10 bulan.
Reni, Bayi suka memasukkan barang ke mulutnya
Bayi saya suka mengambil dan menaruh berbagai macam benda ke dalam mulutnya. Saya jadi harus selalu berhati-hati dalam meletakan barang, terutama benda-benda yang bisa masuk ke dalam mulutnya. Bukan hanya memasukkan barang ke dalam mulutnya, si Kecil juga suka “merayap” di lantai sehingga saya harus memerhatikan kebersihan lantai dengan baik.
Saat usianya menginjak 10 bulan, bayi sudah dapat bergerak aktif sehingga sewaktu ia tidur, saya selalu memasang “pagar” di pinggir tempat tidur agar ia tidak terjatuh. Saya benar-benar memerhatikan segala keamanan si Kecil karena tidak ingin hal-hal berbahaya menimpa dirinya.