Ini yang Perlu dan Tidak Perlu Dilakukan Saat Anak Marah

  • Post by Diary Bunda
  • Apr 22, 2020

Ini yang Perlu dan Tidak Perlu Dilakukan Saat Anak Marah

Ditinjau oleh: Jane Cindy, M. Psi, Psi, CGA

Saat anak sedang sering-seringnya marah, Bunda kerap bingung apa yang harus dilakukan. Apakah cara yang digunakan selama ini sudah tepat, atau justru semakin memperburuk tabiat anak?

Cara menangani anak yang sedang marah memang berbeda-beda, tergantung karakter dan penyebabnya. Tetapi ada hal-hal yang sering menjadi pertanyaan umum Bunda dan Ayah saat mendampingi anak yang suasana hatinya sedang tidak baik.

Saat anak marah atau menangis, apakah baik memberikan gawai (gadget) pada anak untuk menenangkannya?

Sebaiknya pemberian gawai tidak dijadikan solusi untuk menenangkan anak. Penggunaannya juga sebaiknya perlu dibatasi mengingat pembatasan penggunaan gawai pada anak lebih sulit dibanding pada TV. Jika anak menonton TV, Bunda dapat berkata pada anak, "Setelah film ini sudah, ya." Tetapi tidak demikian dengan penggunaan gawai karena anak akan terus mencari tontonan baru. Untuk itu, sebelum menggunakan gawai, Bunda perlu menegaskan pada anak terkait durasinya, gunakan timer untuk mengukur waktu menggunakan gawai, agar anak belajar bahwa orang tuanya secara konsisten menerapkan durasi penggunaan gadget yang diperbolehkan kepadanya. Anak juga jadi belajar disiplin dalam menggunakan waktu bermain gadget, sehingga tidak berlebihan.

Anak menangis kencang dalam waktu lama tanpa Bunda tahu sebabnya. Bagaimana cara memahami perasaannya?

Bunda dan Ayah perlu memahami bahwa marah dan menangis adalah proses anak belajar mengontrol sikap dan emosi sebagai bagian dari proses pertumbuhannya. Ketika anak sudah tenang, misalnya saat sebelum tidur, Bunda dapat mengajaknya ngobrol, “Tadi kamu sedih ya karena kamu ingin mainan tapi tidaka diberikan, makanya kamu menangis” sehingga anak akan belajar mengenali nama perasaan (emosinya), memahami dan merasa tenang. Bunda dapat membiarkan si Kecil bicara dan mencoba memahami perasaannya.

Apa yang harus saya lakukan jika anak marah dan memukul temannya?

Jika Bunda sedang berada bersama si Kecil, segera hentikan tindakan anak dan minta maaflah kepada orangtua anak tersebut dan berkata, "Maaf ya, nanti saya akan datang dan bicara lagi. Sementara saya pergi dulu." Kemudian Bunda dapat membawa anak ke tempat yang tenang dan berkata, “Kamu memukul karena alasan ini kan ya,” sebagai ungkapan mewakili perasaan anak, kemudian “Tidak boleh memukul, lain kali begini caranya.” Kemudian beritahu anak secara garis besar apa yang harus dilakukannya untuk menyampaikan perasaannya. Sampaikan juga mengenai perasaan anak yang ia pukul, sehingga anak juga belajar dari sudut pandang orang lain, serta belajar berempati.

Apa yang harus saya lakukan ketika anak berisik di tempat umum seperti restoran, kereta api, atau bus?

Secara umum, Bunda dapat membiasakan untuk bicara langsung di depan anak dengan suara pelan, tanpa berteriak dari jarak jauh. Saat bicara, biasakan untuk menatap matanya sehingga ia juga terbiasa mendengarkan dan merespons. Dengan begitu, anak akan terbiasa bicara dengan suara pelan, terutama di tempat umum. Selain itu, Bunda dan Ayah perlu ingat bahwa anak hanya dapat duduk tenang paling lama 15 menit. Dengan begitu, Bunda dan Ayah perlu menyiapkan sarana untuk membuatnya terus sibuk. Jika bosan, ia tentu akan berisik sendiri.

Bagaimana cara agar anak berhenti bermain saat makan?

Sebisa mungkin ciptakan suasana untuk mendukung anak fokus pada makanannya. Misalnya dengan mematikan TV atau membereskan mainannya. Selain itu, jika anak terbiasa makan lambat atau dalam porsi kecil, Bunda dapat memberikan porsi yang dapat dihabiskan anak dalam 15 menit tanpa dipaksa sehingga anak tidak merasa terbebani. Jika ia sudah bisa menghabiskan makanan dalam porsi tersebut, Bunda dapat menambahkan porsinya sedikit demi sedikit.

Apa yang perlu dilakukan jika Bunda merasa kelelahan menghadapi anak yang sedang marah?

Bunda bisa jadi merasa kelelahan karena terus menerus merasa kesal menghadapi anak yang sedang sering marah. Jika tidak diatasi, hal ini bisa berdampak buruk, baik bagi Bunda dan anak. Jika memungkinkan, titipkan anak dan luangkan waktu melakukan kegiatan yang Bunda sukai. Seandainya sulit dilakukan, Bunda dapat meluangkan waktu di rumah saat anak masih tidur untuk melakukan aktivitas yang menenangkan seperti menonton film atau ngobrol dengan suami.

Hal yang terakhir ini menjadi penting karena untuk mendukung anak agar memiliki kesehatan emosi dan psikologis yang sehat, Bunda sendiri juga perlu menjaga kesehatan mental sendiri. Jadi jangan lupa ambil waktu sendiri, ya, Bun.

LATEST POST
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp. OG
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Linda Lestari, Sp.OG