Bunda, Yuk Coba Mulai Memperkenalkan Kedisiplinan kepada Balita
Ditinjau oleh: Jane Cindy, M. Psi, Psi, CGA
Memperkenalkan kedisiplinan pada balita tentu disesuaikan dengan usia, tingkat perkembangan mental dan fisik, dan karakter masing-masing anak.
Di usia 1-3 tahun, balita memang sedang semangat-semangatnya bermain dan mengeksplorasi sekitarnya. Di masa ini Bunda bisa lho mulai mengajarkan mana yang baik dan buruk, serta mana yang sebaiknya dihindari dan mana yang perlu dilakukan terus, termasuk kedisiplinan. Simak tipsnya di bawah ini, yuk.
Jauhkan dari benda berbahaya
Pada usia 1 tahun, rasa ingin tahu anak semakin besar. Ini membuatnya ingin menjelajahi sebanyak mungkin tempat di rumah dan ingin menyentuh berbagai benda yang ia lihat. Jadi daripada Bunda harus berkali-kali melarangnya memegang banyak benda yang mungkin berbahaya, lebih baik untuk mengondisikan barang-barang dan perabot di rumah agar aman untuk anak bereksplorasi. Tempatkan benda-benda yang dapat membahayakan di tempat tinggi atau tersembunyi yang jauh dari jangkauan anak-anak.
Ganti dengan Kata-kata Positif
Pada usia2 tahun, anak sudah dapat mengekspresikan rasa tidak sukanya dengan kata-kata negatif seperti, “Tidak mau!” Sebaliknya, agar anak belajar mengekspresikan emosi positif, Bunda dapat meresponsnya dengan kalimat positif seperti, “Jadi kamu suka main apa?” “Makanan apa yang kamu sukai?” “Mau pergi ke mana?”
Ingatkan untuk memenuhi janji
Pada usia 3 tahun, umumnya anak sudah dapat memahami aturan sosial dan memahami apa itu janji. Jadi, daripada Bunda lelah melarang dan memarahi anak, coba untuk bernegosiasi misalnya dengan berkata, “Kalau sudah jam 5 nanti mainannya dibereskan, ya.” Dengan begitu dia merasa masih diberi waktu untuk bermain sekaligus bersiap untuk membereskan mainan. Namun, bunda tetap perlu memberikan ketegasan, jika sudah membuat kesepakatan/janji dengan anak untuk membereskan mainan di jam 5, maka hal tersebut perlu diterapkan. Jika tidak, anak akan dapat mengamati bahwa ia dapat melakukan tawar menawar (dengan cara menangis & merengek) untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Kesepakatan / aturan yang diutarakan bundanya hanya berupa ancaman kosong yang tidak akan pernah diterapkan bunda.
Ajak aktif bermain
Seiring perkembangan tubuhnya, anak usia 1-2 tahun sedang suka-sukanya melempar barang. Daripada memarahinya, bagaimana jika Bunda dan Ayah mengajaknya bermain melempar bola?
Menyiasati anak suka memainkan makanan
Bagi anak-anak, waktu makan juga adalah waktu bermain. Jadi wajar saja jika balita 1-3 tahun lebih suka memainkan daripada memakan makanannya. Untuk membatasinya, Bunda dapat mencoba membatasi waktunya makan, misalnya 10-15 menit. Jika dijauhkan dari meja makan, anak akan berhenti memainkan makanan, untuk kemudian bermain dengan benda lain.
Membereskan barang bersama
Sebelum usia 5 tahun, anak memang belum bisa diajak konsisten membereskan barang-barangnya sendiri. Dengan bantuan kotak-kotak penyimpanan tempat mainan, buku, alat tulis, Bunda dapat mengajaknya membereskan barangnya misalnya dengan berkata, “Yuk, beres-beres sama Bunda. Mana dulu yang mau dibereskan?”
Mencegah anak melakukan tindakan berbahaya
Orang tua memang cenderung panik jika melihat anaknya hendak berbuat hal yang membahayakan. Namun daripada berteriak, “Jangan!” dan membuatnya terkejut, lebih efektif untuk segera mendekati dan memeluk badannya untuk menghentikan aktivitas yang sedang ia lakukan. Ini terutama dapat dilakukan kepada balita di bawah usia 2 tahun yang belum tentu memahami peringatan orang dewasa.
Ternyata banyak cara ya yang dapat Bunda dan Ayah lakukan untuk mulai menanamkan nilai kebaikan dan kedisiplinan pada Si Kecil. Dengan memulai dari awal, semoga nilai ini menjadi bagian tak terpisahkan dari karakter anak.