Pengalaman Bunda Setelah Melahirkan 5 Bulan
Sisil, Rontok yang tak kunjung hilang
Setelah melahirkan, rambut saya mengalami kerontokan yang parah. Hal ini mulai saya rasakan setelah 2- 3 bulan melahirkan dan terus berlanjut hingga usia si Kecil mendekati 1 tahun.
Saya benar-benar merasa shock dengan kondisi tersebut. Sebab hampir setiap usai keramas, saluran air terlihat penuh dengan rambut. Saya benar-benar merasa miris melihatnya. Namun bukan hanya rambut saja yang mengalami kerontokan, rambut atau bulu di area tubuh lainnya juga menjadi tidak tumbuh. Seperti bulu di ketiak misalnya, tidak tumbuh seperti biasanya sehingga saya tidak perlu melakukan perawatan untuk mengatasinya.
Adapun kerontokan yang saya alami hampir 1 tahun tersebut memang perlahan membaik. Tepatnya setelah memasuki usia 10 bulan setelah melahirkan, rambut rontok yang saya derita mulai berkurang. Bulu-bulu di area lainnya seperti ketiak pun juga mulai ikut tumbuh seperti sedia kala.
Mirda, Rambut menjadi rontok parah terutama setelah dikeringkan
Pasca kelahiran anak ke-2, saya sering mengompol. Padahal hal ini tidak pernah saya alami saat kelahiran anak pertama. Bahkan ketika bersin atau ketika perut tertekan, air seni yang keluar lumayan banyak. Saya sempat merasa terkejut saat mengalaminya.
Selain keluhan mengompol, saya juga mengalami rambut rontok. Kerontokan paling parah terjadi pasca 5 bulan melahirkan. Saat itu, saya benar-benar sangat terkejut melihat rambut berjatuhan di lantai, apalagi ketika mengeringkan rambut setelah mandi. Dibanding anak ke-1, kondisi fisik setelah melahirkan anak ke-2 lebih buruk dan timbul berbagai macam keluhan.
Ika, hampir menyerah mengurus bayi
Pada bayi saya menginjak usia 5 bulan, bayi mulai jarang menangis di malam hari. Saya sudah bisa lebih santai dalam merawatnya dan dapat tertidur lebih nyenyak di malam hari. Namun rupanya, hal ini membuat rasa lelah yang saya pendam meledak. Saya rasanya ingin sekali menyerah dalam mengurus si Kecil setiap hari.
Namun herannya, rasa keinginan untuk menyerah itu sirna saat saya melihat ekspresi si Kecil yang mulai beragam. Ia mulai banyak tersenyum dan tertawa sehingga emosi sesaat itu sirna pada akhirnya.
Saya juga mencari cara agar kegiatan merawat si Kecil menjadi lebih menyenangkan. Jika merasa bosan, saya memilih untuk mengajak si Kecil keluar untuk berjalan-jalan. Saya juga memakaikan si Kecil pakaian yang lucu-lucu dan mengabadikannya dalam sebuah foto. Saya menjadi lebih mencintai si Kecil dan merasa lebih bahagia.
Riska, Tiba-tiba ingin menangis
Setelah melahirkan, banyak fase yang saya hadapi, ada yang membuat saya bahagia, ada yang membuat saya merasa khawatir berlebih. Salah satu yang membuat saya merasa khawatir berlebih adalah terkait merawat si Kecil. Saya merasa tidak suka ketika ia disentuh oleh orang lain, atau merasa gelisah saat bayi tidak berada dalam jangkauan mata saya.
Pada fase ini, secara mental memang banyak yang saya alami. Saya menjadi mudah cemas, bahkan saat si Kecil sedang bersama dengan orang lain. Dan entah kenapa, saya bisa menjadi murung dan sedih sepanjang hari, bahkan sampai ingin menangis ketika kekhawatiran yang saya rasakan muncul begitu saja.