Panduan Menikmati Masa Nifas
Ditinjau oleh: dr. Anita Halim, Sp.A
Menangis adalah cara bayi untuk memberitahu bahwa ia sedang dalam kondisi tidak nyaman. Namun terkadang Bunda kesulitan untuk mengenali penyebabnya.
Penyebab umum bayi menangis adalah lapar, lelah, bosan, popok basah, ingin digendong, kepanasan atau kedinginan, atau suasana disekitarnya terlalu ramai. Bila tidak segera diatasi, tangisan si Kecil dapat tidak kunjung berhenti dan dapat membuat Bunda ikut kelelahan atau bahkan menjadi panik.
Bagaimana ya cara membedakan penyebab bayi menangis dan cara mengatasinya?
Mengenali Jenis Tangisan Bayi
Sepintas, semua tangisan bayi terdengar sama. Padahal bila diperhatikan dengan seksama, tangisan bayi memiliki makna yang berbeda. Yuk cermati, Bun
❖ Lapar
Bayi yang menangis karena lapar biasanya menangis pada nada rendah dengan irama berulang. Bayi juga menoleh ke kanan atau kiri sambil membuka mulutnya, seperti sedang mencari puting ibunya, atau menghisap jarinya. Bayi yang lebih besar memberitahu dirinya sedang lapar dengan tangisan yg lebih kuat dan kencang, dan “mendesak” seperti tidak sabar menunggu diberi susu.
❖ Lelah atau mengantuk
Bayi yang lelah biasanya akan merengek dengan napas memburu dan seringkali tangisannya tidak kunjung berhenti. Tanda lain bayi yang lelah seperti menghindari kontak mata dengan Bunda dan menguap. Bayi yang lebih besar biasanya juga menggosok mata atau wajahnya. Setelah tangis mereda, bayi biasanya akan tidur lelap
❖ Bayi menangis karena merasa nyeri
Tangis karena nyeri biasanya ditandai dengan tangisan yang kencang dengan kualitas yang kasar dan muncul tiba-tiba. Ciri khas lain bila bayi sedang kesakitan ialah bayi menutup mata. Kolik merupakan salah satu penyebab rasa nyeri pada saluran cerna yang biasanya terjadi pada bayi berusia 6 minggu dan sembuh sendiri saat bayi berusia 3-4 bulan. Bayi dengan kolik biasanya mengalami nyeri di sore atau menjelang malam, yang sangat sulit dihentikan.
❖ Bayi sedang sakit
Bayi yang sedang sakit (mengalami infeksi) biasanya menjadi rewel dan gelisah. Bayi biasanya menangis dengan suara rengekan yang lemah.
❖ Ketakutan
Tangisan ini mirip dengan tangisan kesakitan, yaitu bernada tinggi, keras, dan dengan kualitas kasar. Namun yang membedakan adalah mata bayi lebih sering terbuka.
Terdapat beberapa keadaan dimana bayi tampak seperti menangis, misalnya ketika bayi kecil berusia 3-6 minggu sedang “poop” atau buang air besar (BAB). Ketika sedang BAB, wajah bayi memerah dan kadang disertai dengan suara mengerang. Suara ini tidak jarang dikenali Bunda sebagai suara menangis karena bayi tampak seperti kesakitan dan tidak nyaman. Ini terjadi karena bayi masih belum terbiasa dan efektif “mengedan”.
Bayi dapat juga menangis karena 2 hal sekaligus, misalnya karena popok basah dan lapar, sehingga setelah popok diganti, bayi masih menangis. setelah disusui, baru bayi merasa tenang.
Mengatasi Tangisan Bayi
Tangisan bayi akan berhenti jika Bunda mengenali dan berespon dengan cepat mengatasinya sesuai dengan penyebabnya. Bagaimana ya cara meredakan tangisannya? Ini beberapa cara yang dapat dilakukan.
Segera perbaiki kondisi dan lingkungan yang mungkin membuat bayi tidak nyaman
Segeralah mengganti popok bayi yang basah atau pakaian yg basah karena keringat atau terkena muntahan. Lingkungan yang panas atau dingin segera diatasi misalnya dengan mengatur ventilasi udara,suhu AC dan mengenakan pakaian yang sesuai. Bayi juga mungkin merasa bosan, sehingga boleh diajak berganti suasana, misalnya dengan pindah ke ruangan lain.
Menyusui
Memberikan ASI, baik dengan menyusui langsung atau memberi ASI perah dapat menghentikan tangis bayi, terutama jika ia menangis karena lapar. Menyusu pada ibu juga dapat membantu bayi menjadi tenang dan merasa nyaman.
Membedong (swaddling), menggendong atau mengayun
Sebagian bayi, terutama bayi kecil, menjadi lebih tenang setelah dibedong dengan kain yang lebar dan tipis. Terkadang bayi menangis hanya karena ingin mendapatkan sentuhan dari ibunya. Bunda dapat menggendong, mengayun dengan lembut atau mendekap bayi hingga tangisnya reda.
Mengalihkan perhatian bayi
Bunda dapat mengalihkan perhatian bayi dengan mainan, gambar atau dengan berbicara atau bercerita. Bunda juga dapat bersenandung atau membawa bayi ke tempat yang dengan suara yang menenangkan, seperti suara hujan atau musik yang lembut, atau suara detak jantung (yang dapat didengar bayi saat dalam dekapan Bunda), yang dapat membuat bayi merasa nyaman.
Pijat bayi
Setelah bayi agak tenang, Bunda dapat memijat bayi dengan lembut sambil berinteraksi dengan bayi, dengan kontak mata, senyum, bercerita atau menyanyikan lagu yang menenangkan. Pijat bayi yang dilakukan Bunda dapat membuat bayi merasa relax dan nyaman, dan dapat meningkatkan kontak batin Antara Bunda dan Si Kecil. Pijat dapat dilakukan dengan atau tanpa menggunakan lotion/minyak. Namun hindari menggunakan lotion atau minyak apapun hingga ia berusia 1 bulan, ya Bunda..
Bunda dapat mencoba dan berkreasi mengkombinasikan berbagai cara hingga menemukan yang cara yang paling ampuh untuk menenangkan si Kecil. Penggunaan pacifier “empeng” juga diperbolehkan, dengan beberapa perhatian khusus, karena reflex menghisap (sucking) dapat membantu menenangkan bayi. Namun hindari mengguncang bayi, ya, Bun, karena dapat menyebabkan kerusakan otak.
Jangan lupa, segera bawa ke dokter jika tangisan bayi diiringi gejala lain riwayat trauma kepala atau demam.
Untuk dapat mengenali tangisan bayi sebagai “bahasa bayi” ini, Bunda harus sabar dan mau belajar. Dengan bersikap tenang dan responsive Bunda akan memahami mengapa si Kecil menangis dan tahu bagaimana cara menenangkannya.
Sumber: NHS UK, 2019, Soothing a crying baby What to Expect, 2019, What Do Your Baby's Cries Mean? American Academy of Pediatrics. How to calm a fussy baby: Tips for parents & caregivers. July 2016 Erika Krumbeck, ND. 7 Types of Baby Cries-How to Tell What Your Baby Needs. Naturopathic pediatrics. 10 February 2016 Karp H. The happiest baby on the block: The new way to calm carrying and help your newborn baby sleep longer. New York: Bantam Books;2015