Cara Sederhana Mengajak Balita Belajar Mandiri

  • Post by Diary Bunda
  • Apr 21, 2020

Cara Sederhana Mengajak Balita Belajar Mandiri

Ditinjau oleh: Jane Cindy, M. Psi, Psi, CGA

Bunda, mendidik anak bukan hanya tentang mengajarinya membaca dan berhitung. Penting mengajarinya untuk mandiri sejak dini, seperti mencuci tangan, berganti pakaian, hingga membereskan barangnya sendiri.

Semua memang akan lekas beres dan lancar jika anak selalu dilayani asisten rumah tangga. Tetapi jika terus menerus, saat dewasa bisa jadi ia tidak akan terbiasa mengerjakan hal-hal sederhana yang seharusnya bisa ia kerjakan sendiri. Daya juang (motivasi) anak juga tidak terbentuk secara optimal jika ia selalu dilayani, sebab anak tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk mendorong dirinya sendiri dalam berusaha mengerjakan sesuatu atau mencapai suatu hal. Ketika ada kesulitan, ia selalu terbiasa mendapatkan bantuan eksternal. Selain itu, rasa tanggung jawab anak jadi tidak terstimulasi dengan optimal. Sebab segala tugas harian anak selalu sudah diambil alih oleh orang tua maupun asisten rumah tangga.

Dimulai dari Kebiasaan Sehari-hari

Pola asuh Bunda dan Ayah dalam mendidik si Kecil akan menentukan apakah anak akan tumbuh menjadi anak yang mandiri. Ini bisa dimulai dengan membiasakan anak mengerjakan kebutuhannya sendiri tanpa disuruh. Bagaimana ya caranya? Yuk simak panduan ini, Bun.

Sampaikan tujuannya

Meskipun terdengar remeh, tetapi menyampaikan tujuan dan rasionalisasi sederhana di balik tugas-tugas yang perlu ia kerjakan dapat membuat anak termotivasi mengerjakannya. Misalnya, saat mengajaknya menggosok gigi, Bunda dapat menyampaikan tujuannya, "Biar gigimu nggak lubang dimakan kuman." Atau saat ia perlu membereskan mainannya sendiri, "Kalau nggak dibereskan nanti mainannya hilang atau terinjak." Dengan demikian, otak anak juga akan terbiasa mengasosiasikan hasil dari kegiatan beres-beres dengan rasa nyaman karena sekitarnya bersih.

Mematuhi aturan di rumah

Sejak kecil, anak perlu diajak mematuhi aturan-aturan kecil yang Bunda dan Ayah terapkan di rumah. Misalnya, "Pulang sekolah cuci tangan", "Setelah main dibereskan lagi", "Sebelum tidur gosok gigi." Dengan mengikuti aturan-aturan sederhana ini, anak akan terbiasa menjadikannya sebagai bagian dari kesehariannya. Nantinya setelah dewasa ia juga akan terbiasa mengikuti aturan di masyarakat.

Memberi contoh dan melakukan bersama-sama

Selain memberitahu apa yang harus anak lakukan, jangan lupa bahwa Bunda dan Ayah juga perlu memberi contoh. Misalnya dengan menyikat gigi bersama-sama sebelum tidur, atau cuci tangan bergantian sebelum makan.

Saat berdiri berdampingan di depan cermin, Bunda atau Ayah dapat memperlihatkan bagaimana cara menyikat gigi. Kemudian orang tua dan anak dapat bersama-sama menyikat gigi. Dengan melihat bahwa orangtuanya senang menyikat gigi, maka akan timbul keinginan anak untuk melakukan hal yang sama. Bunda dapat menciptakan suasanya menyenangkan ini misalnya dengan menyikat gigi sambil bersenandung.

Ada kalanya juga anak enggan melakukan sesuatu sendiri seperti membereskan mainan. Di saat ini Bunda atau Ayah bisa menemaninya, "Yuk kita bereskan sama -sama." Namun di usia di atas 3 tahun, Bunda dapat membiarkannya lebih sering melakukan tugasnya sendiri.

Lakukan dengan cara yang menyenangkan

Penting agar anak mau mengerjakan tugasnya dengan kemauan sendiri karena ia senang. Saat Bunda ingin mengajak si Kecil menyiapkan bajunya sendiri, di malam sebelumnya Bunda dapat bertanya, "Besok mau pakai baju yang mana?" Pilihan ini dapat disesuaikan misalnya dengan cuaca dan acara yang akan dilakukannya. Dengan begitu anak akan belajar untuk merencanakan dan menyiapkan sendiri keperluannya, serta mengurangi kerepotan di pagi hari. Di kesempatan lain, misalnya saat mencuci tangan, Bunda dapat berkata, "Wah, abunnya wangi, ya!" atau sambil menyanyikan lagu. Bunda juga dapat membiarkan anak memilih wangi sabun yang disukainya.

Mulai dengan yang mudah

Ada kegiatan tertentu yang memang sulit dilakukan anak. Misalnya mengaitkan kancing bajunya sendiri. Dalam hal seperti ini Bunda dan Ayah dapat mengajaknya mulai dari yang sederhana seperti mengaitkan kancing yang besar dan berbahan lembut. Lakukan dengan memberi contoh, melakukannya bersama, hingga si Kecil bisa melakukannya sendiri. Pemberian apresiasi terhadap usaha yang ditampilkan oleh anak juga dapat dilakukan untuk memotivasi anak di kemudian hari untuk melakukannya secara mandiri.

Perlu diingat bahwa beberapa ajakan seperti "Kalau mengeluarkan satu mainan, yang lainnya disimpan" juga belum tentu baik karena bermain dengan menggabungkan mainan justru dapat memperkuat daya imajinasi anak. Bunda perlu memberikan kebebasan kepada si kecil bermain untuk mengasah kreatifitasnya, selama bunda memastikan bahwa area bermain dan peralatan mainan yang digunakan aman dari benda-benda tajam, maupun bahan-bahan yang membahayakan bagi si kecil.

Nah, ada banyak cara yang dapat dilakukan, kan, Bunda, untuk mengajak si Kecil belajar mandiri. Yuk, mulai dari sekarang.

LATEST POST
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp. OG
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Linda Lestari, Sp.OG