Cara Memperkenalkan MPASI

  • Post by Diary Bunda
  • Jan 30, 2020

Cara Memperkenalkan MPASI

Ditinjau oleh: dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp. A

  • Berikan bayi menu lengkap yang memenuhi 5 kuadran, yaitu ASI, karbo, protein hewani, lemak, dengan pengenalan sayur sebagai sumber vitamin dan serat.

  • Untuk frekuensi makanan, tergantung dari usia, BB ideal bayi, kebutuhan kalori dan kondisinya. Bayi yang memiliki gizi baik tentu akan berbeda kebutuhan kalorinya dengan bayi yang memiliki gizi buruk yang ingin mengejar ketertinggalan berat badannya, namun disisi lain terdapat kondisi dimana metabolisme, dehidrasi dan (mungkin) infeksi yang sedang terjadi. Untuk kebutuhan pastinya, konsultasikan terlebih dahulu ke dokter anak anda, karena nanti dokter yang akan menentukan berapa kalori yang dibutuhkan bayi Anda.

  • Dengan semakin bertambahnya usia, ukuran lambung membesar, dan kebutuhan kalori anak makin meningkat, sedangkan disaat yang bersamaan kalori yang bisa diberikan oleh ASI semakin sedikit, sehingga pemberian MP-ASI akan semakin banyak, baik dari frekuensi maupun jumlah pemberian tiap kali makan. Harapannya, setelah usia 1 tahun, makanan bayi sudah seperti orang dewasa dengan 3 kali makan besar, 3 kali camilan dengan makanan keluarga yang tekstur dan porsinya disesuaikan.

Prinsip Pemberian MPASI

Terdapat 4 prinsip MPASI, yaitu:

Tepat waktu

MPASI diberikan ketika ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, biasanya sekitar 6 bulan. Tentu saja dengan melihat kesiapan makan si bayi. Misalnya usia 5 bulan, bayi sudah menunjukkan tanda ingin makan (mengecap dan sudah timbul keinginan makan), dan sudah bisa menyangga kepala saat duduk dan disangga dengan baik oleh leher, maka tidak memungkinkan bayi sudah diberikan MPASI tidak perlu menunggu 6 bulan. Namun sebaliknya jika bayi sudah diatas 6 bulan tapi lehernya belum bisa menyangga kepala tegak dengan baik, maka artinya ia belum bisa makan. Jika demikian, sebaiknya dicari tahu apakah ada kelainan syaraf, perkembangan, dsb.

Adekuat

MPASI harus memenuhi kebutuhan kalori, energi, serta makro dan mikro nutrient nya.

Aman dan higienis

Proses persiapan dan pembuatan MPASI menggunkan cara, bahan dan alat yang aman serta higienis.

Keamanan tidak hanya saat pembuatan dan persiapan, tapi juga saat pemberian MPASI. Saat ini sedang trend pemberian makan dengan metode Baby-Led Weaning, yaitu ketika bayi usia 6 bulan, saat dia mulai makan, bayi langsung diberikan makanan padat (solid maupun semi solid food), dibiarkan mengambil, memasukkan makanan dan makan sendiri, sebenarnya hal ini tidak disarankan. Bayi usia 6 bulan belum mampu mengunyah, gerakan mulutnya hanya bisa mengatupkan bibir, dan mengirim makanan ke belakang dengan lidah, lalu langsung menelannya, oleh karena itu bayi usia ini hanya bisa mengonsumsi makanan lumat. Seperti yang kita tahu, protein hewani dan nutrient penting lain tidak bertekstur lumat. Dengan demikian, baby-led weaning dapat menimbulkan risiko kekurangan nutrisi, karena bayi akan kesulitan mengonsumsi makanan padat. Selain itu, ada juga risiko tersedak, karena selama 6 bulan pertama, bayi terbiasa dengan ASI (cairan). Risiko ini muncul ketika lidah dan koordinasi mulut belum baik, yaitu hanya bisa menelan dan belum bisa melumatkan makanan.

Gerakan mengunyah, menggerakkan lidah untuk membolak-balikkan makanan dan memindahkan makanan baru akan muncul usia 8 bulanan, pada usia inilah bayi baru siap makan sendiri. Walaupun pada usia ini belum tumbuh gigi, tidak perlu kawatir karena bayi mengunyah tidak dengan gigi, tapi dengan gusi, lidah, dan langit-langit mulut. Namun tetap perlu pengawasan oleh orang tua agar bayi tidak tersedak. Sehingga jika ingin mencoba, mungkin bisa dilakukan ketika bayi berusia 8 bulan dengan pemberian finger food (makananan yang mudah di genggam, digigit dan dikunyah sendiri oleh bayi). Namun perlu diperhatikan untuk tidak memberi makanan dengan ukuran terlalu kecil, bundar dan licin, misalnya kacang polong, anggur, dan sebagainya.

MPASI juga harus dibuat secara higienis. Misalnya dengan mencuci tangan sebelum mengolah makanan, memisahkan talenan dan pisau makanan mentah dan matang, memasak MPASI hingga matang sempurna, serta memperhatikan penyimpanannya. Suhu ruangan 40-60 derajat celsius adalah danger zone, dimana makanan yang dibiarkan dalam suhu tersebut dapat menyebabkan bakteri bertumbuh, apalagi jika saat akan dikonsumsi tidak dipanaskan dengan baik. Yang tidak kalah penting adalah memperhatikan sumber air. Pastikan air yang digunakan berkualitas baik.

Diberikan secara responsif

Orang tua yang menentukan menu makanan, tapi yang menentukan kapan lapar dan kenyang, adalah si anak. Orangtua bertugas menyiapkan dan memperkenalkan jadwal makan. Misalnya jika sarapan sedikit, maka berikan snack yang kalorinya tinggi, sambil melihat respons si anak. Evaluasi pertumbuhannya ketika kontrol ke dokter. Jika kenaikan berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala baik, berarti yang dilakukan sudah benar. Sebaliknya, jika kenaikan tidak cukup, maka akan dievaluasi oleh dokter.

 Frekuensi dan Jumlah Pemberian MPASI

LATEST POST
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp. OG
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Linda Lestari, Sp.OG