Hal Yang Perlu Dilakukan Dan Tidak Saat Menyusui
Ditinjau oleh: dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp. A
Saat menyusui, ibu tidak hanya memberi makan untuk dirinya sendiri melainkan bayi yang disusuinya. Karena itu perhatikan apa saja yang boleh dan tidak dilakukan selama proses menyusui?
Do’s:
Makan cukup dan bernutrisi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral.
Perbanyak cairan karena mempengaruhi jumlah ASI.
Istirahat yang cukup
Menyusui bayi dengan melihat tanda lapar yang ditunjukkan bayi, jangan menunggu sampai menangis. Biasanya sebagai pertanda lapar diawal bayi akan mengecap-ngecapkan mulut dan memonyongkan bibir. Pertanda berikutnya, bayi akan memasukkan tangan ke mulut dan menghisapnya. Bila tanda ini diabaikan, bayi akan menangis sebagai sinyal lapar paling akhir, yang menunjukkan bayi “putus asa”.
Don’ts:
Memberikan cairan lain selain ASI dan PASI (termasuk air putih) saat masih ASI eksklusif. Namun, jika ada indikasi khusus, misalnya muntah dan diare yang mengharuskan bayi diberi oralit karena dehidrasi. Lalu, dalam kondisi demam, bayi juga bisa diberi obat penurun demam. Setelah minum obat, bayi bisa langsung disusui, sehingga tidak perlu diberi air putih karena tidak ada manfaatnya.
Menyusui dalam kondisi marah, emosi atau sedih. Sebaiknya lakukan dengan bahagia karena bisa memengaruhi jumlah produksi ASI.
Ragu-ragu akan kecukupan ASI yang diberikan. Hilangkan keraguan dan kekhawatiran akan kualitas ASI yang ibu miliki, karena rasa ragu, lelah, marah, moody dan emosi, akan berpengaruh terhadap produksi ASI. Buktikan kecukupan ASI dengan melihat jumlah pipis, dan kenaikan berat badan bayi.
Membatasai jenis serta jumlah makanan dan minuman ibu menyusui, ibu menyusui boleh mengonsumsi makanan dan minuman apapun asal tidak menimbulkan alergi pada ibu dan bayi.