Mengapa ASI Ekslusif Sangat Penting Untuk Bayi Usia 0-6 Bulan?

  • Post by Diary Bunda
  • Jan 30, 2020

Mengapa ASI Ekslusif Sangat Penting Untuk Bayi Usia 0-6 Bulan?

Ditinjau oleh: dr. Kanya Ayu Paramastri, Sp. A

Makanan terbaik untuk bayi usia 0-6 bulan adalah ASI karena bersifat custom-made sesuai kebutuhan bayi, kecuali terdapat indikasi. ASI mengandung nutrisi yang dibutuhkan bayi seperti lemak dan komponen penunjang imun tubuh.

Secara umum ASI terbagi menjadi 2 yaitu ASI yang keluar di awal, disebut foremilk dan yang keluar setelahnya, disebut hindmilk.  Apa beda keduanya? Foremilk berwarna kuning dan lebih banyak mengandung protein dan antibodi sehingga bagus untuk IQ anak dan kecerdasannya, serta daya tahan tubuh. Sedangkan hindmilk biasanya berwarna putih dan kental, mengandung lebih banyak lemak sehingga akan sangat membantu meningkatkan berat badan bayi.

Mengenai komposisi foremilk dan hindmilk tergantung pada kondisi dan kebutuhan bayi saat lahir. Misalnya, pada bayi prematur dan berat badan kecil, maka hindmilk akan lebih banyak dibanding pada bayi yang lahir cukup bulan atau pun berat badannya cukup.

Bila didapatkan indikasi baik dari ibu maupun anak, maka bayi boleh saja mendapat pendamping ASI (PASI), misalnya pada ibu dengan HIV. Ibu sebaiknya tidak memberi ASI kepada anaknya, asalkan ibu dapat memberikan susu formula secara konsisten, aman dan berkelanjutan. Begitu juga dengan ibu yang karena kondisi medis tidak stabil setelah melahirkan sehingga tidak bisa menyusui anaknya seperti koma, perdarahan, dll. Kondisi lain yang menyebabkan bayi memerlukan PASI adalah bayi yang memiliki kelainan genetik atau metabolik (misalnya G6PD), atau bayi lahir kurang bulan / berat badan lahir rendah yang tidak bisa tercukupi dengan pemberian ASI saja, dan PASI dapat dihentikan setelah anak mencapai berat badan ideal atau tercukupi kebutuhan ASInya.

Sedangkan dari sisi ibu misalnya, memiliki penyakit HIV, sakit yang menyebabkan si ibu harus segera dirawat setelah melahirkan, koma, perdarahan atau kondisi lain yang tidak memungkinkan untuk memberi ASI kepada bayinya. Dalam keadaan demikian, susu formula dapat diberikan hingga kondisi ibu stabil.

Apa yang Terjadi Jika Bayi Kekurangan Nutrisi?

Pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu dan tidak optimal. Asupan nutrisi dan kalori yang kurang selain menyebabkan gangguan pertumbuhan (berat dan tinggi badan, lingkar kepala), juga gangguan perkembangan (motor kasar, motor halus, bahasa, kemandirian dan sosial). karena nutrisi yang kurang akan sangat menghambat perkembangan otak dan IQ yang hanya terjadi dalam 1000 hari pertama kehidupan anak.

Durasi dan Frekuensi Menyusui

Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dilakukan sesaat setelah bayi lahir dan kondisinya stabil. Biasanya bayi akan langsung ditempelkan ke dada ibu dan dibiarkan mencari sendiri puting ibu secara alami. Bayi baru lahir memiliki kapasitas lambung yang masih kecil, sehingga proses menyusui biasanya hanya sebentar (10-15 menit), namun sering. Semakin besar usia bayi maka kapasitas lambung juga ikut membesar sehingga bayi bisa menyusu lebih lama dan banyak, rata-rata 20-30 menit tanpa henti setiap kali menyusu. Jika bayi menyusu lebih lama daripada 30 menit, sering berhenti dan lebih banyak “ngempeng” kemungkinan besar ada yang salah dengan proses menyusui tersebut. Bisa jadi dari posisi, perlekatan atau daya hisap bayi kurang baik. Frekuensi bayi menyusu juga bervariasi dilihat dari usia dan berat badan bayi. Bayi baru lahir akan menyusu setiap 1-2 jam sekali karena kapasitas lambung masih kecil, namun untuk bayi yang lebih besar dapat menyusu 3 jam sekali.

Lalu mengenai frekuensi, sebaiknya diperiksa minimal 1-2 jam sekali. Terlebih pada bayi yang masih kecil, maka menyusui akan sedikit lebih sering dibandingkan bayi yang agak besar. Jika hingga 2 jam bayi tidak juga mau menyusui, lebih baik periksakan ke dokter untuk mengetahui adanya masalah atau tidak.

LATEST POST
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Cepi Teguh Pramayadi, Sp. OG
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Fatimah Hidayati, Sp.A
  • Post By Diary Bunda
  • Mar 19, 2019
dr. Linda Lestari, Sp.OG